“tak ada manusia yang terlahir
sempurna
Jangan kau sesali segala yang
telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan
cobaan yang berat
Seakaan hidup ini taka da
artinya lagi
Syukuri apa yang ada hidup
adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
Tuhan pastikan menunjukkan
kenesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar dan
tak kenal putus asa”
Lirik lagu Jangan Menyerah ciptaan
d’Masiv ini selalu aku nyanyikan dan perdengarkan.Keindahan kata demi kata
didalamnya membuat semua rasakan damai.Benar ,,, hidup ini memang rumit, namun
tak ada alasan umtuk berhenti
melewatinya. Syukuri saat kita tertawa, syukuri saat kita menangis.Tuhan pasti
mendengarnya.
Gunungkidul ,20 Juni 1992 , itu
tanggal kelahiranku. Berawal dari sebuah perjalanan hidup,semenjak aku kecil
hingga kini ku telah beranjak dewasa.
“ Buk,aku gak mau sekolah ? “
pintaku pada Ibu
“ Kenapa dek,kamu harus sekolah
supaya pintar ! “
“ Sekolah itu capek buk !”
“ Yasudah nanti ikut kerumah bude
ya, kita main kesana “
Begitu polosnya saat aku belum
mengenal harapan dan cita-cita.Yaa ,saat itu sebenarnya saya didaftarkan ke
Taman Kanak-Kanak,anehnya bukan didaftarkan ke sekolah,namun di rumah pemilik
TK tersebut, jadi saya ya tidak tahu. Hingga suatu pagi tiba-tiba saya diajak
ke sekolah tersebut, walaupun saya menolak sebelumnya namun tetap saya mencoba
menjalaninya.Salah satu alasannya karena ditempat itu terdapat banyak sekali
tempat bermain. Perjalanan kembali dimulai seiring menanti proses dewasa. Berjuta
harapan masih terukir jelas.
“ Apa cita-cita kalian anak-anak ?”
guru SD kelas 3 saat itu
“
Polisi,Guru,Pilot,Dokter,Presiden,Tentara……dll “ serentak semua menjawab dengan
penuh semangat.
Terpejam kedua mataku, “Guru” itulah
harapan yang saya ucapkan waktu itu.Sadar ataupun tidak sadar benak yang
tertulis dibenakku sosok kagum tentang kepribadian guru. Memberikan ilmu demi
kehidupanku yang akan dating. Hingga saat itu aku terus berlari melewati
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Semua berjalan seperti yang
diharapkan,ditemani Matahari yang setia menemaniku setiap hari. Jalan bukan
halangan untuk aku berlari melewatinya.Dua kilometer kuharus tapakkan kaki
menuju gerbang masa depanku.Semua itu tak membuatku rapuh.Bersyukur hingga kini
ada keberkahan dariNya.
Perjalanan diteruskan saat aku
menjadi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.Yaa, semuanya tanpa diduga
mengalir seperti air sejalan dengan hati kecilku yang selalu berkata
Guru.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi langkah berikutnya menuju
cita-citaku.Selangkah kedepan sudah kugenggam walau aku belum tahu ujung
akhirnya.Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri(SNMPTN) yang mau
membukakan pintunya untukku. Bersama teman-teman mencoba memasukinya,namun
keberuntungan berpihak kepadaku. Berdebar jantungku perasaan bangga mengalir ke
seluruh tubuh.Perjalanan masih panjang dan saya harus mampu melewatinya. Semoga
Tuhan terus membukakan jalan –jalan terang,agar mimpi dan harapanku tercapai.
Aku emepunyai teman-teman yang luar biasa ,disinikupun belajar melalui Himpunan
Mahasiswa(HIMA) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Mencoba untuk mampu kerja
tim dengan baik. Organisasi juga mengajarkanku mempunyai tanggngjawab tinggi,permasalahan-permasalahan mampu
membantu proses kedewasaanku untuk bekal nanti menjadi tauladan di meja
pendidikan.
Kelak aku kan mengabdi jiwaku demi pendidikan di Negara ini,
memberikan pengetahuan dan pengalaman yang baik bagi semua murid-muridku nanti.
Aku ingin mendidik mereka agar berguna
bagi bangsa ini, menjadi seseorang yang mampu mengharumkan nama Indonesia
dimanapun mereka berada. Menghasilkan berbagai karya untuk kemakmuran negeri
ini.Tak seperti sekarang ini banyak wakil rakyat yang membunuh rakyatnya
sendiri dengan berbagai kekuasaan demi kepentingan pribadi maupun
golongan.Korupsi dimana-mana hingga tak ada yang dipercaya lagi, untuk memegang
penuh harapan rakyat kecil yang selalu meneriakkan keadilan.Semoga aku nanti
mampu membuat mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan
agama.Dan juga kan ku ajarkan mereka menjunjung tinggi warisan kebudayaan
Indonesia dari Sabang sampai Merauke agar mereka tahu keberagaman dan
multikulturalisme bangsa Indonesia. Perbedaan tidak harus saling menyalahkan,
tapi harus saling menghargai sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Inginku nanti, bila Tuhan mengizinkan pendidikanku
tak cukup hanya berhenti di Strata 1 ,hingga sampai ke tingkatan yang aku
mampu. Akupun ingin membantu
saudara-saudaraku sebangsa setanah air, yang putus sekolah untuk setidaknya
memberikan mereka pengetahuan yang lebih luas dengan kemampuanku.Tak mudah memang,
tapi ini sudah menjadi harapanku kelak.Berawal dari sekarang aku mulai
mengumpulkan beberapa buku-buku pelajaran maupun umum, aku ingin mempunyai
sebuah perpustakaan yang nantinya bisa menjadi tempat belajar adik-adikku.
Karena dimulai dari membaca ,mata kita akan terbuka dengan pengetahuan di
dunia. Sedikit prihatin dengan anak-anak
zaman sekarang yang lebih banyak meluangkan waktunya bukan untuk belajar namun
untuk bemain-main.Dan aku tak ingin melihat mereka tak punya arah berkeliaran
di jalan-jalan. Berawal dari mimpi dan aku pasti akan meraihnya.
Kan kukejar kau mimpiku dan tunggulah
aku disitu.
**
Bagai malam yang begitu kelam,saat
terlintas dibenakku ingin menuliskan rangkaian kata demi kata diiringi petikan
dari suara gitar. Mereka bilang aku bisa menyanyi, mereka bilang aku pantas
menyanyi. Dari hati menghadirkan suara bahwa aku hanya manusia biasa , dan
layakkah aku untuk menyanyi ?. Tuhan memang pelukis yang agung, dan aku hanya
ingin ke dalam sebuah keadaan yang lebih indah.
Tuhan mampu melukiskan alam dan seisinya dan aku ingin melukis sesuatu didalamnya. Izinkan
aku Tuhan menjadi seorang penyanyi, semoga Tuhan mendengar dan menjawab doaku
ini. Ku ingin berikan semua yang terbaik,
sekeras apapun itu akan aku coba hadapi. Mencoba melewatinya dengan pelan-pelan
seiring mimpi-mimpi besarku yang lain. Selalu merasakan damai ketika
menyanyikan lagu indah agar dapat membuat orang tersenyum. Ku tak tahu apakah
mimpiku ini terlalu tinggi, biarlah orang berkata apa dengan sepenuh hati ku
ingin mencoba meraihnya.
Berawal dari masa Sekolah Menengah
Pertama aku bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah(OSIS).
“ Fajar, nanti ada acara di sekolah
,kamu dan Ana nyanyi disana ya ! “ perintah Pembina OSIS
“ Saya belum pernah menyanyi dihadapan
orang banyak Pak, apakah saya bisa ?”
“ Pasti bisa, dicoba dulu nanti latihan
bersama teman-teman . “
Semenjak itu seolah saya menemukan
irama yang saya inginkan.Hampir di setiap acara sekolah saya diminta olehguruku
untuk menyanyi di acara tersebut. Tak ada imbalan yang aku dapat namun sebuah
kepuasan tentang bagaimana pengalaman
berharga itu kudapat. Masih terus kupendam sebuah pertanyaan tentang
aktifitasku ini.Tak sampai disitu, aku kumpulkan uang untuk membeli sebuah
gitar.Keinginanku kuat untuk bisa memainkan gitar, hingga aku mampu mengalunkan
irama demi irama hanya dengan belajar sendiri.
Saat ku beranjak ke Sekolah Menengah
Atas , aku belum tahu nyanyianku itu akan terus berjalan ataukah tidak. Hanya
kulalui hari dengan biasa tak ada habisnya.Sekalipun aku haus merindukan
nyanyian itu.
“ Hai ,apa kabar? Benar ini dengan
Fajar ?“ sapa orang yang belum aku kenal sebelumnya.
“ Iya benar, ada perlu apa ? ” jawabku
sedikit bingung
“ Kamu jadi vocalis di Group Bandku ya
,ada Budi yang main gitar !” pintanya padaku
“ O ya saya kenal Budi, saya coba dulu
.”
Diam membisu ini terobati dengan jalan
baru yang membawa senyum keindahan.Aku bertemu orang-orang hebat yang
mengajariku bermain music.Perlahan kudapat ilmu baru dari sini. Berbagai event
kami ikuti baik di dalam sekolah maupun luar sekolah, dari satu panggung ke
panggung lain. Abaikan lelah ,demi pengalaman dan harapan tertuju satu tujuan.
Indahnya sabgat berbeda dengan yang kualami sebelumnya.Dari sini belajar merangkai
kata dengan alunan irama, mencoba membuat sebuah lagu demi lagu.Sepi, perih,
sedih sendiri, bosan, tawa, senyuman seolah menjadi warna dalam inspirasiku
menulis sebuah rangkaian kata lagu.
Setiaku pada sebuah nyanyian , berantai
hingga aku duduk di bangku perkuliahan. Aku hanya tak ingin sendiri melewati
detik demi detik jalanku meraih mimpi selanjutnya.Tlah berbagai kata terangi
pemikiranku untuk luapkan mimpi menjadi seorang penyanyi.
“ Pendaftaran anggota baru Paduan Suara
Mahasiswa Swara Wadhana Universitas Negeri Yogyakarta. “ ucapku sedang membaca
sebuah pengumuman yang tertera di kampus.
Aku melewati jalan itu,walaupun ini
berbeda lagi ini bukan salahku namun inginku yang ingin terus mencoba semua hal
teknik tentang menyanyi. Sedikit tertatih mengikuti proses panjang seleksi yang
banyak sekali pendaftar lainnya yang berkeinginan sama menjadi salah satu
penyanyi Paduan Suara
MahasiswaUniversitas Negeri Yogyakarta. Telah kutanam harapan sedalam-dalamnya
hingga aku berhasil menjadi salah satu bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) tersebut. Bersama teman-teman baru dengan tekad yang sama ingin belajar
bagaimana caramenyanyi yang benar dalam
sebuah Paduan Suara. Tidak dibutuhkan keegoisan dan menonjolkan kelebihan
masing-masing, disini kita harus bisa sama. Hingga sekarang ini aku masih
berteduh di tempat yang mampu membawaku ke tempat yang lebih tinggi yaitu PSM
SW UNY. Mimpi itu terasa lebih dekat dengan segala proses yang kulewati
sekarang ini.
Berawal dari mimpi kecil, dulu aku
berkeinginan bernyanyi di hadapan dosen-dosen,senat dan Bapak Rektor. Semua itu
terwujud, bahkan aku menjadi penyanyi tetap di acara Wisuda dan acara acara
besar lainnya di kampus. Mimpi yang tak pernah ku sangka, aku mendapatkan
kesempatan menyanyi di hadapan Bapak Menteri saat acara dies natalis kampus.
Bagiku itu sebuah penghargaan yang tak ternilai hatganya.Pengalaman yang tak
terlupakan, dan semoga saja aku mampu suatu saat nanti bernyanyi di hadapan
Bapak Presiden.Semua tidak ada yang tak mungkin asal kita mau mencobanya dan
berusaha semaksimal mungkin.
Suatu saat nanti dengan kemampuanku
yang ada, aku ingin seperti penyanyi-penyanyi yang sering menghibur kita lewat layar kaca. Entah Group
Band, Paduan Suara, maupun Solo.Tak ada yang tak mungkin.Embun pagi selalu
menemani jalan demi jalanku berikutnya.Seharusnya aku mampu melewatinya,
semestinya aku takkan menyerah.Garis wajah ini menanti hingga akhir jalan.Tuhan
kaulah cinta, berikan kekuatanmu untukku raih cita-cita ini. Hujanpun bertanya
kapan aku akan meraihnya ?akupun tak tahu
Kan ku kejar kau mimpiku, tunggulah aku
disitu.
PERJALANAN
MERAIH
MIMPI